Menggagas Pembaharuan Organisasi Keislaman

organisasi keislaman

Modernis.co, Depok – Organisasi Mahasiswa yang berasaskan keislaman harus sudah menggagas pembaharuan, mulai beradaptasi terhadap perkembangan zaman untuk memberi jawaban dengan nilai nilai keislaman namun bukan menggeser nilai islam.

Karena Organisasi keislaman dituntut menjadi munadzzomatu litazkiyatil  fikroh, artinya organisasi sebagai garda perubahan mewujudkan peradaban dengan budaya berfikir,menggunakan nalar, dan punya budaya literasi bagi kadernya. Harus juga menjadi munadzzomatu limaydaanil amal, artinya organisasi sebagai medan untuk mengaplikasikan ilmu menjadi amal. Amal kebaikan, amal yang berguna dan amal yang berpihak pada yang benar.

Dan orgaisasi sebagai media pewujud peradaban. Peradaban kaum intelektual yang berilmu dan terdidik untuk siap mengawal, menjadi penggerak di masyarakat, dan bagaimana akan membangun peradaban jika gerakannya sudah tidak relevan dengan zaman . Fenomena saat ini banyak organisasi yang masih menggunakan cara konservatif atau budaya budaya lama yang sudah kurang relevan terhadap zaman.

Belakangan ini Organisasi Mahasiswa yang berasaskan keislaman hanya menjadi tempat bertemunya beberapa mahasiswa dengan KTP beragama Islam, lantas setelah itu sekedar menikmati asyiknya bersenggama, ngobrol tanpa arah dan tujuan atau bahkan melakukan sebuah gerakan yang taktis guna mengambil sedikit keuntungan disitu.

Organisasi sudah seharusnya membangun kesadaran  untuk turut mengubah keadaan, turut punya kiprah dizaman industri 4.0 ini, bukan hanya sebagai konsumen atau pengguna saja. Kementrian komunikasi dan informatika republik indonesia mencatat pada taun 2018 sebanyak 95,2 juta, yang didominasi oleh pemuda sebagai penggunanya, itu merupakan angka yang besar.

Disisi lain ketidakmampuan organisasi keislaman membaca kemajuan zaman, masih terlena dengan sejarah kejayaan dimasa lampau. Tinggal tunggu waktu mereka akan tergerus oleh zaman jika tidak mengikuti kemajuan zaman. Zaman sudah mencapai era serba teknologi dan informasi, tugas organisasi untuk mulai menggunakan teknologi disetiap elemen gerakannya, yang nantinya diharapkan bisa memberi warna tersendiri.

Sekali lagi organisasi harus diperbaharui tanpa meninggalkan nilai nilai dasar organisasi tersebut, organisasi sudah saatnya sadar akan teknologi, semua bisa didigitalisasikan. Dan sudah tugas organisasi untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dalam media sosial.

Contohnya, organisasi harus mampu memberi banyak konten edukatif yang tujuannya untuk mencerdaskan, menciptakan kader yang akademis, sadar akan fungsinya sebagai kader ummat dan kader bangsa,sehingga setelah kader menjadi intelek dalam bidangnya jadilah dia seorang yang mampu mencipta, membuat perubahan dan kembali ke khittah pengabdian kepada msyarakat untuk akhirnya mewujudkan peradaban yang adil dan makmur serta selalu dalam naungan Tuhan.

Membangun kesadaran akan teknologi khususnya lingkungan organisasi yang masih memiliki budaya konservatif harus dimulai sejak akar. Yaitu cara membranding organisasi agar  mampu lebih elegan. Salah satunya dengan beberapa video menarik yang bisa di share melalui media sosial, sistem perekrutan yang sudah harus berbasis online, sampai tahap awal screening calon peserta bisa dimanfaatkan teknologi sebagai sarana. Lalu dalam cakupan diskusi bisa diperluas menggunakan beberapa aplikasi video conference yang bahkan bisa diakses kader dari seluruh penjuru tanpa harus bertemu disatu titik.

Perpustakaan online pun bisa diinisiasi guna mempermudah mengakses buku-buku yang dibutuhkan. tujuannya untuk mencerdaskan, menciptakan kader yang akademis, sadar akan fungsinya sebagai kader ummat dan kader bangsa,sehingga setelah kader menjadi intelek dalam bidangnya jadilah dia seorang yang mampu mencipta, membuat perubahan dan kembali ke khittah pengabdian kepada msyarakat untuk akhirnya mewujudkan peradaban yang adil dan makmur serta selalu dalam naungan Tuhan.

Melihat setiap kehidupan mahasiswa  yang tidak bisa dilepaskan dari tekhnologi handphone dan internet menjadi landasan penting agar pemaparan di atas  dapat ditinjau, dipelajari dan diimplemaentasikan.

Dilihat dari manfaatnya sosial media pun dapat dibagi menjadi tiga fungsi. Yaitu fungsi informasi, fungsi komersial dan fungsi sosial. Fungsi informasi merupakan bagian yang paling besar diambli manfaatnya diantara bagian lainnya. Disinilah peran organisasi untuk menyediakan informasi yang akurat, edukatif dan juga terpercaya.

Oleh: Muhammad Mikdad Nizam (Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Depok)


editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment